POC atau Pupuk Organik Cair rumahan, biasanya berasal dari limbah organik rumah tangga yang beragam, dan nutrisinya juga pasti beragam. Cara membuatnya mudah, namun dapat dimanfaatkan untuk pupuk dan membantu mengurangi volume sampah di TPS atau TPA. Namun uniknya,  dari bahan apapun POC dibuat, dosis pengenceran yang populer berada di kisaran yang sama, yaitu sekitar 1:100 atau 1:200, dengan asumsi, takaran itu paling pas bagi tanaman. Tetapi, apakah memang benar demikian?

Salah satu alasan mengapa dosis POC sangat kecil, biasanya karena khawatir PH-nya rendah atau asam. Perbandingan di atas dianggap cukup aman untuk menghindari keasaman, karena tanaman tidak akan tumbuh optimal dengan media yang asam. Namun, keasaman tentunya tidak bisa dikira-kira, melainkan harus diukur dengan alat pengukur keasaman. Karena itulah saya memakai PH meter untuk mengukur keasaman dan TDS meter untuk mengukur kepekatan POC. 

Saya melakukan pengujian terhadap beberapa POC yang saya buat dari bahan yang berbeda, yaitu:

1. Berbahan rumput+daun, humus, dan garam krosok.
2. Buah jambu+buah stroberi matang+limbah yoghurt
3. POC dari gabungan telur+air kelapa+daun pepaya+gula. 

Dari ketiga bahan tersebut, ternyata dihasilkan angka PH dan kepekatan yang berbeda-beda.

Ini angka hasil pengukuran, sebelum diencerkan dengan air:

1. Bahan 1: PH 7-8  dan  kepekatan 1570 PPM

2. Bahan 2: PH 3,2 dan kepekatan 9630 PPM

3. Bahan 3: PH 4,1 dan kepekatan 2600 PPM

Setelah diencerkan dengan air, PH dan kepekatan jelas akan berubah, menjadi lebih kecil, karena ada pengaruh dari air yang kita gunakan. Untuk bahan 1, perbandingan 1:25 ternyata cukup ideal untuk tanaman dan tidak membuat tanaman gosong. Adapun untuk bahan 2, bahkan 1:100 pun hasil campuran POC masih cukup asam, sehingga jumlah air perlu ditambah agar keasamannya menurun.

Nah, inti pesan yang ingin saya bagikan adalah, perbandingan POC dengan air saat pengenceran, tidaklah harus baku 1:100 atau 1:200, karena faktanya, dengan perbandingan itu kadar kepekatan POC bisa jadi tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman, bisa kurang dan bisa juga berlebih dari sisi keasaman ataupun kepekatannya.

Jika pakai rumus baku 1:100 atau 200, tak jarang, para pemakai POC  tidak begitu puas dengan tanaman yang telah dipupuknya, karena pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan ekspektasi. Akibatnya, malas bikin POC lagi dan kembali mengandalkan pupuk kimia sintetis, karena dianggap lebih menjanjikan. 

Oleh karena itu, supaya lebih mendekati akurat, gunakanlah alat ukur untuk membuat perbandingan POC dengan air, supaya tanaman mendapat nutrisi yang sesuai dengan jenis dan usianya. Bukan hanya soal PH namun juga kadar kepekatan nutrisinya. Jika kepekatan POC yang sudah diencerkan 500-600 ppm, sedangkan PH-nya antara 5-6, untuk tanaman yang perlu nutrisi lebih tinggi, lakukan penyiraman POC lebih sering, bukan seminggu sekali, tapi bisa 3x/minggu. Namun jika PH-nya relatif netral (antara 6-7) dan kepekatannya tinggi (antara 1000-1500), kita bisa melakukan penyiraman seminggu sekali.

Adapun PH ideal untuk tanaman yang ditanam dengan media tanah adalah 6,2-7  dan untuk kadar kepekatan nutrisinya bisa kita gunakan patokan dari tabel acuan nutrisi hidroponik. Namun, untuk mempermudah, kisaran kebutuhan nutrisi tanaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu untuk sayuran daun sekitar 500-900 ppm dan untuk sayuran yang berbuah, antara 800-1500 ppm.  Frekuensi penyiraman antara 1-3 kali/minggu. Selamat mengukur! Selamat bertanam organik!

PH meter digital dapat dibeli di sini => BELI PH Meter

TDS meter untuk mengukur kepekatan dapat dibeli di sini => Beli TDS Meter