Di pasaran, kita akan melihat ada banyak produk pupuk yang dilabeli organik. Lalu apa yang dimaksud dengan pupuk organik? Apakah hakikat pupuk organik memang berbentuk produk semacam itu?

Definisi pupuk organik sebenarnya sangat sederhana. Semua material dari alam yang sudah terurai, baik dari daun kering dan hijau, rumput kering atau segar, ranting, serbuk kayu, sisa buah yang membusuk, kulit buah-buahan, mineral dari batuan, dan kotoran hewan adalah pupuk organik. Lalu kapan istilah pupuk organik muncul. Apakah sejak dulu sudah ada? 

Istilah pupuk organik bisa dikatakan muncul  belakangan, akibat lahirnya pupuk kimia sintetis. Hal itu untuk membedakan secara jelas, dengan material apa pertanian dijalankan. Sebelum orang mengenal pupuk kimia, semua petani menggunakan pupuk dari alam, sehingga tidak diperlukan istilah tertentu untuk membedakannya dengan pupuk kimia.

 

Apa Keunggulan Pupuk Organik?

Pupuk oranik memiliki sifat-sifat alami yang paling sesuai untuk tanaman, karena sebagian besarnya juga berasal  dari tumbuhan. Tanah yang dipupuk dengan pupuk organik akan memiliki karakteristik yang baik bagi tanaman, yaitu menjadi gembur sehingga sirkulasi udara untuk akar menjadi lancar dan juga memiliki nutrisi organik yang aman bagi tanaman dan juga manusia.

Lalu bagaimana hasil dari pemakaian pupuk organik? Silakan lihat pada foto beberapa  tanaman di bawah ini. Semuanya memakai pupuk organik untuk menyuplai nutrisinya.

Bagaimana Membuat Pupuk Organik?

Setiap bahan alami yang terhampar di permukaan tanah sebenarnya akan terurai dengan sendirinya lewat proses pembusukan, dibantu dengan mikroba dan air. Saat material organik itu terurai kembali menjadi tanah, ia disebut humus. Dengan keberadaan humus yang mengandung banyak nutrisi, tanah menjadi media yang subur bagi tumbuhan apapun yang tumbuh di atasnya. Sesederhana itulah pupuk organik. Kita bisa melihat contohnya di hutan-hutan liar, di mana pohon-pohon menjulang tinggi tanpa diberi pupuk tambahan apapun oleh manusia.

Tetapi, dalam perkembangan berikutnya, ketika orang mulai bertani secara intensif dan unsur-unsur organik di tanah makin menipis, orang merasa perlu untuk mempercepat proses penguraian bahan alami itu dalam sebuah kawasan atau wadah terbatas, agar bisa segera digunakan. Maka sejak itulah dikenal istilah pengomposan dan hasil akhirnya disebut kompos, baik yang berbentuk padat maupun cair.

Berdasarkan dua model di atas, bisa disimpulkan bahwa pembuatan pupuk organik pada dasarnya juga sederhana. Kita bisa memilih proses alami berupa pembusukan langsung di atas tanah dan yang kedua dengan proses pengomposan.

 

Jika kita ingin memakai proses pembusukan sebagai jalan untuk menghasilkan pupuk organik, yang perlu kita lakukan hanyalah menebar kembali sisa-sisa bahan organik (daun, ranting, kulit buah, dll) langsung di atas tanah pertanian kita, dan biarkan mikroba tanah, dengan bantuan air dan aneka unsur lainnya, menguraikan kembali bahan organik itu menjadi tanah. Dengan cara tersebut, tanah di sekitar tanaman akan secara perlahan meningkat kesuburannya, dan tanaman bisa menyerap nutrisinya untuk tumbuh lebih subur dan berbuah.

Adapun jika kita memilih untuk melakukan proses penguraian buatan, kita bisa mengolah sisa bahan organik tersebut menjadi kompos. Unsur-unsur yang diperlukan untuk membuat kompos, juga pada dasarnya sederhana. Kita hanya memerlukan bahan organik, mikroba/mikroorganisme pengurai, dan air, serta gula (opsional). Lalu kita tempatkan semua bahan dalam wadah pengomposan 1-4 minggu (tergantung jenis material organik yang dikomposkan).  Hasil pengomposan ini bisa kita gunakan langsung sebagai media tanam atau dicampur dengan tanah biasa. 

Selain dengan proses pengomposan, kita juga dapat memanfaatkan kotoran hewan, misalnya kotoran kambing, sapi, dan ayam sebagai pupuk organik. Syaratnya mudah. Diamkan dulu semua kotoran hewan yang terkumpul, minimal 1 bulan agar bakteri-bakteri pengurai menyelesaikan tugasnya untuk menyempurnakan penguraian. Jika proses penguraian masih sedang berlangsung, suhu kotoran hewan akan menjadi terlalu panas, dan itu berbahaya bagi tanaman kita.

Bagaimana Memperoleh Pupuk Organik?

Apakah pupuk organik hanya bisa diperoleh dengan membuat sendiri? Tentu saja tidak harus demikian. Jika kita tidak memiliki hewan penghasil pupuk kandang atau kekurangan bahan jika harus mengompos sendiri, kita bisa memperoleh pupuk organik dengan membeli dari para pengolah skala besar agar bisa menghemat waktu. Pupuk kandang misalnya, bisa kita peroleh dari para pengecer yang biasanya sekaligus menjual tanaman. Kita juga dapat membeli kompos dan pupuk organik lainnya dari para produsen, jika kita tidak punya waktu untuk mengolah sendiri. 

Adapun pupuk cair, sangat direkomendasikan untuk membuatnya sendiri. Selain cara pembuatannya mudah, pupuk organik cair juga akan terhitung jauh lebih murah jika kita membuatnya sendiri. Kita pun akan sangat tahu dan yakin dengan bahan-bahan yang digunakan, sehingga terhindar dari memakai bahan yang berbahaya atau tercemar oleh bahan kimia tertentu.

 Tips Memilih Pupuk Organik Saat Membeli

Pupuk organik dari jenis padat, seperti pupuk kandang dan kompos, pilihlah yang sudah terfermentasi/terurai dengan baik. Cirinya, sudah kering dan aroma pupuk sudah menyerupai aroma tanah, bukan aroma kotoran hewan segar. 

Untuk manfaat jangka panjang, gunakan pupuk kandang kasar dibandingkan pupuk yang sudah dihaluskan. Mengapa demikian? Karena pupuk kandang kasar akan lebih lambat mengalami penguapan, sehingga bisa lebih awet masa serap nutrisinya oleh tanaman.