Banyak cara membuat pupuk organik cair, resep ini hanyalah salah satunya. Jika Anda merasa cocok dengan metode ini, silakan dipakai. Untuk menghemat waktu Anda berinternet, selain melalui artikel di bawah ini, Anda dapat mengunduh tutorial dalam format PDF di sini ==> UNDUH TUTORIAL  agar bisa membaca secara offline.


Alat
1. Ember plus tutupnya. Ukuran sesuai dengan jumlah bahan baku, tapi minimal kapasitas 10 liter.
2. Pengaduk kayu

Bahan
1. Bahan organik dari tumbuhan, dapat berupa:
    • sisa sayuran segar,
    • kulit buah-buahan,
    • buah-buahan busuk,
    • daun-daun hasil pemangkasan,
    • gulma dan rumput-rumputan.

CATATAN:
- JANGAN GUNAKAN SAYURAN/MAKANAN BERMINYAK
- BAHAN BOLEH DIPOTONG KECIL-KECIL TAPI JUGA BOLEH DIMASUKKAN UTUH.

2. Bahan organik hewani, dapat berupa jeroan atau sisa potongan ikan segar
      
3. Mikroorganisme pengurai, alternatifnya sebagai berikut:
    • Tanah humus (tanah yang berwarna kehitaman yang ada di bawah pepohonan)
    • Sisa whey yoghurt  100 ml (bagi yang suka bikin yoghurt sendiri)
    • Tape singkong yang dilarutkan dulu dengan air
    • Nasi basi yang sudah berjamur
    • Pupuk kandang segar sekitar 1/2-1 liter, di mana di dalamnya masih terdapat mikroorganisme pengurai yang aktif yang dibawa dari perut hewan.
    • EM4 (alternatif terakhir jika semua mikroorganisme di atas tidak tersedia), bisa dibeli di toko pertanian atau toko online.

Cara Pembuatan
1. Masukkan semua bahan organik tumbuhan ke dalam ember, lalu terakhir bahan dari unsur hewani. Total bahan yang dimasukkan  maksimal memenuhi ¾ ember.
2. Masukkan bakteri pengurai. Bisa pilih salah satu di antara daftar di atas.
- sebanyak segenggam jika memilih tanah humus
-  atau sekitar 100 ml/gram jika memilih mikroorganisme cair, seperti larutan yoghurt, tape singkong, atau POC nasi basi.
3. Tuangkan air sampai ember hampir penuh. Terpenting, pastikan cairan tidak akan luber keluar.
4. Boleh ditambahkan 1 sdt garam krosok atau garam kasar untuk menambah mineral untuk ember kapasitas 10 liter. Dua kali lipatnya jika ukuran ember lebih besar.
5. Tutup ember namun tidak perlu terlalu rapat.
6. Biarkan bahan-bahan ini terurai dengan bantuan mikroorganisme selama minimal 14 hari. Jika pupuk organik cair ini tidak sedang cepat-cepat diperlukan, penyimpanan selama 1-3 bulan akan jauh lebih baik, agar semua bahan terurai sempurna.
7. Tiga hari sekali tutup ember sebaiknya dibuka sekitar 10 menit untuk mengeluarkan sisa gas yang mungkin terperangkap di dalam, sekaligus kita bisa melakukan pengadukan (jika mau). Namun pengadukan bukan hal yang wajib.

CATATAN
Metode pembuatan POC dengan cara dan bahan-bahan tersebut di atas menimbulkan bau yang kurang sedap, karena proses alami yang sedang terjadi pada bahan-bahan organik tersebut. Namun, setelah usia larutan mencapai 1 bulan ke atas, aroma tak sedap akan jauh berkurang dan cenderung netral. Karena itulah, sangat penting adanya penutup ember untuk meredam aroma tak sedap tersebut.

Cara Pemakaian dan Dosis POC untuk PUPUK
1. Setelah 14 hari, larutan POC sudah dapat digunakan. Jika kita tidak memakai alat pengukur PH ataupun pengukur nutrisi, dosis rata-rata yang aman adalah 10-15 ml POC dicampur 1000 ml (1 liter) air biasa. Berlaku kelipatan.  Siramkan pada tanaman seminggu sekali atau maksimal seminggu 3x.

2. Setelah POC dicampur air, dosisnya untuk setiap tanaman kurang lebih 100-250 ml.

3. POC dengan komposisi bahan baku di atas dominan mengandung fosfor, kalium, protein, dan kalsium. Karena itu, sebaiknya digunakan untuk tanaman/sayuran yang berbuah, seperti cabe, tomat, terong, dan tanaman buah-buahan. Dan berikan pada saat tanaman sudah mulai menunjukkan tanda-tanda berbunga.

Jika diberikan pada sayuran daun (bayam, kangkung, dan sejenisnya), tanaman tersebut akan menjadi terlalu cepat masuk fase berbunga. Dan hal itu tidak menguntungkan bagi kita. Sayuran daun yang sudah masuk fase berbunga biasanya menjadi kurang enak dimakan dan cenderung keras. Pada selada misalnya, akan menjadi sedikit pahit karena pada fase menjelang berbunga, selada memproduksi getah sebagai bentuk pertahanan diri agar bunganya nanti tidak dimangsa oleh serangga.

4. POC yang lebih cocok untuk sayuran daun dan sayuran buah pada fase vegetatif (pertumbuhan daun dan batang) sebaiknya dibuat dari bahan baku tumbuhan dari jenis legume, daun-daun hijau segar, rumput/gulma, dan air beras, dengan cara pembuatan sama.