Kemarau telah tiba. Krisis air tak terelakkan sering terjadi. Bagi mereka yang suka bercocok tanam, hal ini akan cukup mengganggu. Mencari sistem penyiraman yang hemat air adalah solusinya. Sistem irigasi tetes merupakan salah satu cara yang umum dipilih agar bisa menghemat air untuk menyiram, namun pengadaan alat-alatnya agak susah. Kali ini akan dibagikan dua cara alternatif pengganti irigasi tetes yaitu dengan sistem olla dan bambu.

Sistem Irigasi Olla

"Olla" artinya keramik/gerabah. Penggunaan "olla" untuk menyiram tanaman sudah menjadi tradisi di negara Amerika Latin. Caranya sangat mudah. Kita hanya memerlukan gerabah yang tidak dicat. Bentuknya bisa berupa pot ataupun kendi. Kita kubur gerabah itu di dekat tanaman hingga tersisa sekitar 2-3 jari dari permukaan tanah. Isi gerabahnya dengan air, lalu tutup.


Gerabah yang tidak dicat masih memiliki pori-pori kecil untuk mengeluarkan air. Akar tanaman akan menyerap air dari gerabah sedikit demi sedikit. Jangan heran, kalau kita akan melihat tanaman tetap segar walaupun tidak disiram dari atas.

Salah satu kelebihan teknik ini, tanaman hanya mengambil air seperlunya. Berbeda halnya, jika kita menyiram dari atas, sebagian air akan menguap sebelum diserap akar, sehingga menjadi lebih boros.


Sistem Irigasi Bambu

Sebagaimana dengan teknik olla, penggunaan bambu juga memiliki prinsip yang sama. Gunakan bambu yang sudah cukup kering dan masih memiliki buku pada salah satu sisinya agar bisa menampung air.


Kubur bambunya di dekat tanaman hingga tersisa 2-3 jari dari permukaan tanah. Isi bambu dengan air lalu tutup. Kita akan melihat tanaman menjadi tetap segar sekalipun tidak disiram, karena akar menyerap rembesan kecil air dari bambu.

Pemakaian bambu akan lebih efektif untuk tanaman di dalam pot dibandingkan untuk tanaman di lahan, agar terhindar dari serangan rayap.