Kelor sudah lama dikenal di Indonesia, namun tanaman ini hanya digunakan untuk keperluan-keperluan khusus, seperti penjernih air atau penahan erosi. Adapun sebagai makanan, kelor bisa dikatakan hanya menjadi bahan makanan alternatif.
Namun sangat mengejutkan, berdasarkan hasil penelitian beberapa tahun terakhir, tanaman kelor ternyata memiliki nutrisi yang lengkap, dan bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan jenis bahan makanan lainnya.
Berikut ini kandungan nutrisi kelor dan perbandingannya dengan makanan yang lebih populer:
- Vitamin C 7x lebih banyak daripada jeruk,
- Vitamin A 10x lebih banyak daripada wortel,
- Protein 9x lebih banyak daripada yoghurt
- Kalsium 17x lebih banyak daripada susu
- Potasium 15x lebih banyak daripada pisang
- Zat besi 25x lebih banyak daripada bayam.
Kelor sebagai Bahan Pangan
Sejak lama kelor dikenal sebagai salah satu sumber sayur-mayur, namun popularitasnya menurun seiring dengan makin beragamnya jenis sayuran yang dijual di pasaran.
Daun kelor yang masih muda dapat diolah menjadi sayur bening dan daun kelor yang sudah tua dapat dikeringkan dan diolah menjadi kue kering.
Kelor sebagai Bahan Baku Herbal
Selain menjadi makanan, kelor juga diyakini dapat menjadi bahan baku yang baik untuk menjaga kesehatan organ tubuh, mencegah kanker, mencegah dan mengobati diabetes, asam urat, serta kolesterol, dan juga penyakit-penyakit lain yang dipicu oleh kurangnya antioksidan.
Budi Daya Kelor
Kelor dapat ditanam dari biji dan juga setek batang. Umurnya yang panjang, merupakan sebuah keunggulan tersendiri. Setelah daunnya dipetik, dapat tumbuh daun baru secara terus-menerus.
Karena itulah, kelor dapat diandalkan sebagai bahan pangan
masa depan untuk mengatasi kelangkaan bahan makanan di masa yang akan datang.