Bagi sebagian orang, menanam sendiri sayuran untuk kebutuhan rumah tangga biasanya bermula dari dua alasan: untuk menghindari pestisida sintetis dan menghemat uang belanja.  Nah, jika terkait alasan ke-dua, tentu saja perlu  ikhtiar lebih agar biaya bercocok tanam bisa semurah mungkin sehingga tujuan berhemat akan tercapai.

[caption id="attachment_242" align="alignleft" width="640"] Jing / Pixabay[/caption]

Salah satu komponen bercocok tanam yang cukup mahal adalah pupuk. Sekalipun itu pupuk organik, jika kita mendapatkannya dengan cara membeli, tentu saja akan menambah biaya bertanam. Karena itu, perlu ada cara lain agar kebutuhan pupuk juga bisa diperoleh secara mandiri, secara berkelanjutan, menggunakan perputaran alamiah hasil kebun dan buangan sisa hasil panen. Membuat kompos. Itulah solusinya.

Ada banyak cara untuk mengolah bahan organik menjadi kompos. Untuk pembuatan kompos skala rumah tangga, cara ini cukup sederhana.

Peralatan dan Perlengkapan

  • Ember bekas cat ukuran 25 liter beserta tutupnya

  • Solder

  • Pengaduk kayu

  • EM4 atau MOL (mikroorganisme lokal)

  • Sampah organik atau sisa pemangkasan daun dari kebun (bahan hijau/dominan nitrogen)

  • Sekam mentah/cocopeat/serbuk gergaji/daun-daun dan potongan ranting kering. Bisa dipilih mana yang mudah didapat. (bahan coklat/dominan carbon)


Cara membuat tong pengomposan

  1. komposterPanaskan solder, lalu buatlah sejumlah lubang di sekeliling ember, termasuk di bagian bawah dan juga tutupnya.

  2. Letakkan ember di atas dudukan (kaki-kaki) dari bata merah atau sejenisnya, sehingga posisinya tidak menyentuh dasar lantai/tanah.


Cara membuat kompos

  1. Masukkan dua bagian  bahan coklat ke dalam ember pengomposan, sebagai lapisan pertama.

  2. Masukkan satu bagian bahan hijau sebagai lapisan kedua

  3. Campur EM4/MOL dengan air sumur dengan perbandingan 10 ml:1 liter air. Gunakan larutan ini untuk menyiram bahan kompos di dalam ember secukupnya sehingga bahan kompos menjadi lembap. Kegunaan EM4/MOL dalam pengomposan adalah sebagai penyumbang bakteri untuk mempercepat penghancuran bahan organik.

  4. Lakukan penumpukkan bahan organik secara berlapis-lapis dengan pola yang sama dengan memanfaatkan bahan organik sisa dapur/kebun dan campuran EM4/MOL.

  5. Setelah ember penuh, biarkan tertutup selama 1 bulan supaya terjadi fermentasi. Tiga hari sekali, kita bisa mengaduk atau membalik bahan kompos supaya pasokan udara ke dalam tumpukan di bagian tengah merata dan kompos cepat matang.

  6. Salah satu indikator keberhasilan pengomposan: sampah tidak berbau.

  7. Kompos bisa dipanen, setelah warnanya kehitaman dan teksturnya remah jika dipegang.

  8. Sebelum digunakan sebagai media tanam atau pupuk, kompos perlu didinginkan suhunya, sehingga aman bagi tanaman.


==============================================

Catatan:sampahorganik
- Supaya pengomposan bahan organik bisa berkelanjutan, setidaknya kita perlu memiliki 2 atau 3 ember pengomposan.

- Letakkan ember pengomposan di tempat terbuka yang ternaungi dari hujan dan juga terhindar dari paparan cahaya matahari langsung.

Mudah, bukan?
Cara ini jauh lebih efisien dibandingkan cara lain yang lumayan memakan waktu dan biaya dalam pembuatannya.